Saturday, November 14, 2015

Istilah-Istilah Karangan

1.    Frasa


Adalah kelompok kata / gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan dan memiliki satu makna gramatikal.Ciri-ciri frasa :

a.    Terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya.
b.    Menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat.
c.    Mengandung satu kesatuan makna gramatikal.
d.    Bersifat nonpredikatif.

Contoh frasa :
a.    gunung tinggi
b.    guru bahasa Indonesia
c.    dengan tangan kiri
d.    tidak harus belajar
e.    membanting tulang
f.    ayah ibu
g.    kepada orang tua

Kategori Frasa


a.    Berdasarkan jenis / kelas kata frasa terbagi menjadi :


    a.    Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda.Dapat berfungsi menggantikan kata benda.

        Contoh :
        buku tulis
        lemari besi
        ibu bapak

    b.    Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja.Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat.

        Contoh :
        sedang belajar
        akan dating
        belum muncul
        baru menyadari
        tidak mandi

    c.    Frasa adjektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat.

        Contoh :
        cukup pintar
        tidak cantik
        hitam manis
        murah sekali
        agak jauh

    d.    Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan.

        Contoh : 
        di rumah
        dari Bandung
        ke pantai
        dengan tangan kiri
        oleh mereka
        kepada nenek

b.    Berdasarkan fungsi unsur pembentuknya frasa terbagi menjadi :

    a.    Frasa endosentris, yaitu frasa yang unsur-unsurnya berfungsi diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD).

        contoh :
        kuda hitam (DM)
        anak ayam (DM)
        sudah datang (MD)
        dua orang (MD)

        Macam-macam frasa endosentris:
            i.    Frasa atributif, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan pola DM atau MD.

                contoh :
                ibu kandung (DM)
                rumah ibu (DM)
                tiga ekor (MD)
                seorang anak (MD)
                rumah bersejarah (MD)

            ii.    Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan).

                contoh :
                Farah, si penari ular sangat cantik
                D               M
                Yanto, anak Pak Lurah lulus ujian SPMB.
                D                     M

            iii.    Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsur-unsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara).

                contoh :
                ayah ibu
                susah senang
                warta berita
                sunyi sepi
                tua muda

    b.    Frasa eksosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas.

        contoh :
        dari Bandung
        kepada teman
        di kelurahan
        ke atap rumah
        pada malam hari

c.    Berdasarkan satuan makna yang dikandung / dimiliki unsur-unsur pembentuknya frasa terbagi menjadi:

        a.    Frasa biasa, yaitu frasa yang hasil pembentukannya memiliki makna sebenarnya (denotasi).

            contoh :
            Ayah membeli kambing hitam.
            Meja hijau itu milik adik.
        Frasa idiomatik, yaitu frasa yang hasil pembentukannya menimbulkan / memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (makna konotasi).

            Contoh :
            Pak Aldin membanting tulang demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
            Orang tua Lintang baru kembali dari Amerika.

        b.    Sebuah frasa dapat dibentuk oleh dua buah kata atau lebih yang dapat  disisipi kata lain.

            Contoh :
            orang tua → orang yang tua
            meja hijau → meja yang hijau

        c.    Sebuah frasa dapat sebagai konstruksi sintaksis.

            Contoh :
            Anak Pak Lurah / sangat cantik.
            Gadis yang berwajah ayu / baru datang / dari Jawa.

    Frasa ambigu yaitu frasa yang menimbulkan makna ganda dalam pemakaian kalimat.


2.    Klausa


    Klausa ialah satu unit rangkaian perkataan yang mengandung subjek dan predikat yang menjadi konstituen kepada ayat. Klausa merupakan ayat yang membentuk ayat majemuk. Klausa terbagi kepada dua jenis, yaitu klausa bebas dan klausa tak bebas.

    a.    Klausa bebas

        Klausa bebas ialah klausa yang boleh berdiri dengan sendiri dan apabila diucapkan dengan intonasi yang sempurna, klausa bebas ini akan menjadi ayat yang lengkap.

        Contoh : Ahmad menari. (klausa bebas)

    b.    Klausa tak bebas

        Klausa tak bebas ialah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dan dalam ayat majemuk, klausa tak bebas ini dipancangkan ke dalam klausa bebas atau klausa utama.
            Contoh :
            1.   Dia lulus dalam ujian karena belajar bersungguh-sungguh.
            2.   Dia lulus dalam ujian (klausa utama / klausa bebas)
            3.   karena belajar bersungguh-sungguh (klausa tak bebas)

3.    Kalimat

    Kalimat, dari bahasa Arab, adalah satuan linguistik yang terkecil yang bisa berdiri sendiri. Dalam bahasa Latin disebut sintaks atau sintaksis.

    Linguistik

    Dalam linguistik, kalimat adalah satuan dari bahasa atau arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final.

    Contoh :
    Ayah pergi ke kantor jam 7 pagi.
    Adik sedang bermain bola di lapangan.

4.    Paragraf


Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

Contoh Paragraf :

       Aksi para nasionalis dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu statis dan etnisis. Para statis berjuang atas nama negara yang diyakini sebagai tumpuan segala harapan dan aspirasi politiknya. Para etnisis berusaha mempertahankan independensi kelompok etniknya dari supremasi kekuasaan kelompok lain. Ternyata, dari dua kategori itu, nasionalisme Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Nasionalisme Indonesia memiliki sifat yang tidak antagonis terhadap fakta multi-etnik, multi-kultur, multi-agama, dan multi-lingual. Dasar dan falsafah negara Pancasila serta semboyan Bhineka Tunggal Ika, dapat mencegah nasionalisme Indonesia berubah menjadi fasisme Indonesia.

Syarat sebuah paragraf

Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :

1. Kalimat Pokok


Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

2. Kalimat Penjelas


Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik

a.   Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai   keseluruhan tulisan.

b.   Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.





Refrensi: http://herulfh.blogspot.co.id/2013/03/beberapa-istilah-dalam-ragam-bahasa.html 



No comments:

    Followers