Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Belakangan
ini, banyak masalah yang menimpa Metro Mini di Ibu Kota. Salah satunya yang
terjadi kemarin di Tubagus Angke pada 6 Desember 2015. Ini menjadi suatu
masalah karena apa sudah kita ketahui seperti supir yang ugal-ugalan demi penumpang
dan juga kendaraan yang di pakai tidak layak jalan. Tidak berarti semua supir
atau kendaraan Metro Mini masuk ke dalam kategori tersebut. Ini lah yang
mendasari kenapa ide untuk membuat aplikasi Metro Mini ini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang masalah tersebut, dapat di identifikasikan masalah yang ada
sebagai berikut: Batasan Masalah
1. Bagaimana cara memberikan rasa aman
dan nyaman kepada penumpang metro mini?
2. Bagaimana cara aga supir bisa hidup
tentram tanpa harus ugal-ugalan di jalan demi mengejar setoran?
C. Batasan Masalah
Dalam
penulisan proposal ini maka kami membatasi pembahasan masalah yang ada yaitu:
1. Bagaimana mengetahui supir Metro Mini
yang terpecaya?
2. Bagaimana mengetahui kondisi kendaraan
Metro Mini?
3. Bagaimana mengetahui pemberhentian
Metro Mini di halte selanjutnya?
D. Rumusan Masalah
Sesuai
dengan batasan masalah tersebut, maka permasalahan dalam proposal ini dapat di
rumuskan yaitu “Bagaimana menciptakan transportasi Metro mini yang aman dan
nyaman”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan
pembuatan aplikasi Metro Mini ini:
1. Memudahakan user/konsumen/pengguna
Metro Mini untuk mengetahui dimana saja halte Metro Mini.
2. Memudahkan user/konsumen/pengguna
Metro Mini untuk mengetahui identitas supir.
3. Memudahkan user/konsumen/pengguna
Metro Mini untuk mengetahui kendaraan yang digunakan supir.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan
Aplikasi ini adalah untuk mempermudah pengguna Metro Mini dalam mendapatkan
informasi Metro Mini tersebut. Dengan begitu pengguna merasa aman dan nyaman
dengan mengetahui terlebih dahulu profile Supir serta Kendaraan yang akan
dinaiki nya.
Bab II
Landasan Teori
A. Pengertian
Perangkat lunak aplikasi (bahasa Inggris: software application) adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk
melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem
yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan
tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh
utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media.
Beberapa aplikasi yang
digabung bersama menjadi suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket
atau suite aplikasi (application
suite). Contohnya adalah Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah
kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya.
Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang
memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan
menggunakan tiap aplikasi. Sering kali, mereka memiliki kemampuan untuk saling
berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna. Contohnya, suatu
lembar kerja dapat dibenamkan dalam suatu dokumen pengolah kata walaupun dibuat
pada aplikasi lembar kerja yang terpisah.
Aplikasi dapat digolongkan
menjadi beberapa kelas, antara lain:
- Perangkat lunak perusahaan (enterprise)
- Perangkat lunak infrastruktur perusahaan
- Perangkat lunak alir kerja bisnis
- Sistem manajemen basis data
- Manajemen aset digital
- Manajemen dokumen
- Perangkat lunak informasi kerja
- Perangkat lunak media dan hiburan
- Media digital
- Perangkat lunak hiburan
- Perangkat lunak pendidikan
- Manajemen ruang kelas
- Manajemen survei
- Manajemen pelatihan
- Perangkat lunak kesiapan penjualan
- Perangkat lunak pengembangan media
- Perangkat lunak seni grafis
- Penyuntingan media
- Perangkat lunak rekayasa produk
Pada
pengertian umumnya, aplikasi adalah alat terapan yang difungsikan secara khusus
dan terpadu sesuai kemampuan yang dimilikinya aplikasi merupakan suatu
perangkat komputer yang siap pakai bagi user.
Bab III
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Hari/Tanggal : Senin, 4 Januari 2016
Pukul : 10.00 WIB – 17.00 WIB
Tempat : Jalan Tubagus Angke
B. Metode Penelitian
•
Metode Kualitatif, adalah
penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses dan
makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat
untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam
penelitian kuantitatif
dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian
berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau
penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan
penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
•
Metode Kuantitatif, Penelitian ini didasari oleh suatu filsafat positivisme
yang mengacu pada fenomena-fenomena objektif serta dikaji secara kuantitatif.
Memaksimalkan objektivitas desain dalam penelitian dengan memakai angka-angka,
struktur, pengolahan statistik, dan percobaan terkontrol. Di dalam penelitian
kuantitatif ada beberapa metode yakni : deskriptif, survei, komparatif,
penelitian tindakan, korelasional, dan ekspos facto.
•
Metode Deskriptif, merupakan sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang ada, dan yang sedang berlangsung saat ini
maupun yang lampau. Seperti : berapa lama orang dewasa menghabiskan waktunya
untuk bekerja. Penelitian deskriptif, dapat menjelaskan sesuatu kondisi saja,
namun dapat juga menjelaskan keadaan da dalam langkah-langkah perkembangannya.
Penelitian yang demikian disebut dengan penelitian perkembangan (developmental
studies). Ada 2 sifat di dalam penelitian perkembangan yakni longitudinal /
sepanjang waktu dan cross sectional / dalam potongan waktu..
C. Instrumen
Pada tahap ini peneliti melakukan
proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sudah
dilakukan sejak awal. Proses pengumpulan data meliputi aktor (informan),
aktivitas, latau, atau konteks terjadinya peristiwa. Sebagai “alat pengumpul
data” (konsep human instument), peneliti harus pandai-pandai mengelola waktu
yang dimiliki, menampilkan diri, dan bergaul di tengah-tengah masyarakat yang
dijadikan subyek penelitiannya. Dan penelitian kualitatif bukan hanya sekedar
terkait dengan kata-kata, tetapi sesungguhnya yang dimaksud dengan data dalam
penelitian kualitatif adalah segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan
diamati.
Adapun proses pengambilan data kualitatif biasanya dilakukan dengan cara partisipant observation (pangamatan terlibat), yaitu dengan cara peneliti melibatkan diri dalam kegitan masyarakat yang ditelitinya, sejauh tidak mengganggu aktifitas keseharian masyarakat tersebut. Pengamat terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang bersangkutan dan tidak menyembunyikan diri. Harapan dilakukannya proses ini adalah peneliti dapat menemukan makna dibalik penelitian yang dilaksanakannya, baik tentang prilaku ucapan ataupun simbol-simbol yang ada di masyarakat (Idrus, 2009: 149).
Adapun proses pengambilan data kualitatif biasanya dilakukan dengan cara partisipant observation (pangamatan terlibat), yaitu dengan cara peneliti melibatkan diri dalam kegitan masyarakat yang ditelitinya, sejauh tidak mengganggu aktifitas keseharian masyarakat tersebut. Pengamat terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang bersangkutan dan tidak menyembunyikan diri. Harapan dilakukannya proses ini adalah peneliti dapat menemukan makna dibalik penelitian yang dilaksanakannya, baik tentang prilaku ucapan ataupun simbol-simbol yang ada di masyarakat (Idrus, 2009: 149).
Pada pengumpulan data primer,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data Observasi/ pengamatan, merupakan
aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan
dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun nonpartisipatif.
Maksudnya, pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan
peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa
mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan dan
tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti
D. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah selesai merancang pembuatan aplikasi Metro Mini untuk Pemkot DKI Jakarta, jika tidak ada kendala mungkin aplikasi ini akan berguna bagi masyarakat untuk mengetahui profile dari Supir dan juga kendaraan yang akan di naikinya, sehingga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam pembuatan aplikasi ini, di barengi dengan pemilihan supir yang berkualitas dan terlatih dalam mengendrai metro mini ini, karena jika hanya terpaku dengan aplikasi tetapi tidak dibarengi dengan seleksi yang ketat untuk supir, maka rasa nyaman dan aman belum bisa terpenui untuk masyarakat pengguna metro mini.
E. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Aplikasi
http://feryboys.blogspot.co.id/2014/03/contoh-proposal-penelitian-kualitatif.html